Thursday, May 7, 2009

poster pemilu bersama taring padi dan atap alis

project poster pemilu ke-dua yang dilakukan propagraphic bersama teman-teman dari komunitas taring padi jogja dan atap alis jakarta. lokasi penempelan poster di teromongan stasiun soedirman tepatnya di Jl. blora jakarta pusat.






project hah #2

Pada Project HAH kali ini ( baca : Project HAH #2 ) mengangkat tema pendidikan secara global di Indonesia. Mencoba mengkritisi sistem pendidikan yang ada dengan melihat kepada arah mutu pendidikan itu sendiri dengan komponen didalamnya. Bagaimana peranan pendidikan dalam menentukan kemajuan suatu bangsa.
DIharapkan ini dapat menjadi tema yang menarik untuk Project kali ini. Dikatakan bahwa mutu pendidikan menentukan keberhasilan suatu kaum atau negara. Negara yang maju maka mutu pendidikannya baik / tinggi, sedangkan sebaliknya negara yang terpuruk sudah pasti memiliki mutu pendidikan yang rendah. Segala sistem dan perangkat yang ada didalamnya tidaklah baik.
Bagaimana dengan di Indonesia sendiri. Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa mutu pendidikan di Tanah Air sampai saat ini masih rendah. Cukup banyak bukti yang dapat digunakan untuk mendukung kesimpulan itu. Rata-rata hasil ujian akhir nasional, ujian akhir sekolah--atau apa pun namanya--untuk semua mata pelajaran berkisar pada rentangan 5 sampai 7 saja
Segera muncul pertanyaan, mengapa kualitas pendidikan di Indonesia rendah? Pertanyaan itu sebenarnya juga telah menjadi pertanyaan umum dan klasik di tengah masyarakat. Apakah lantas menjadi kesalahan murid yang malas belajar. Sangatlah bodoh jika terus kita menyalahkan para murid tanpa mau berkaca dan melihat siapa yang sebenarnya memegang peranan dalam proses pembelajaran ini.
Guru dikatakan menjadi penyebab dari rendahnya mutu pendidikan di Indonesia, Ini akibat dari rendahnya kualitas / kompetensi mereka dalam mengajar. Disisi lain masih banyak para guru yang menyalahkan murid karena malas belajar, susah diatur dan tidak mau menurut apa kata orang tua. Sebuah bentuk feodalisme yang masih mengakar sampai sekarang. Tak sedikit juga para guru menyalahkan sistem yang ada, sistem yang berlaku didalam proses pembelajaran yang merupakan kebijakan dan aturan main pemerintah dan lembaga terkait.
Peranan sekolah juga sangatlah besar didalam hal ini, Sekolah sebagai tempat / fasilitas para murid harusnya dapat menciptakan suasana belajar yang kondusif dan menjamin para muridnya untuk bisa. Bukannya seperti itu konsepsi dari pendidikan, yaitu mendidik anak dari tidak bisa menjadi bisa. Selain itu sekolah yang mempunyai kewenangan dan kebijakan dalam menentukan guru - guru berkualitas dan kompeten sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran.
Lalu murid menyalahkan siapa? Apakah selamanya akan menjadi objek pelampiasan kegagalan sistem dan mutu pendidikan. Jika ditanya sudah pasti mereka menyalahkan para guru yang ‘ga bener’ dalam menyampaikan materi. Sudah selalu disalahkan para murid masih harus ketakutan dalam.